doa yg sunnah yg jarang diketahui

Kita telah biasa mendengar pelbagai doa yang dibacakan oleh para Imam, penceramah, ustaz dsb. Doa-doa ini ada yang diambil daripada al-Quran, daripada as-Sunnah dan juga daripada karangan ulama', Imam atau individu-individu lain. 

Doa-doa daripada al-Quran adalah doa-doa yang diajar sendiri oleh Allah SWT. dan juga doa-doa orang yang soleh terdahulu yang dirakamkan di dalam al-Quran. 

Doa-doa daripada as-Sunnah pula adalah doa-doa yang diajarkan oleh RasuluLLah SAW - manusia yang paling mengenali Allah dan paling mengetahui apakah yang sepatutnya diminta oleh umatnya.

Manakala doa-doa lain adalah karangan individu-individu yang tidak ma'sum. Itulah sebabnya sebahagian daripada doa-doa tersebut menerima kritikan daripada ulama' lainnya kerana terdapat kandungan doa itu yang bercanggah dengan al-Quran dan as-Sunnah.

Tiada salahnya mengamalkan doa-doa yang bukan daripada al-Quran dan as-Sunnah, dengan syarat kandungannya tidak bertentangan dengan ajaran Islam. Selain itu, ia juga boleh diamalkan selagimana ia tidak dikhususkan pada waktu-waktu tertentu atau ibadah-ibadah tertentu.

Namun, adalah lebih baik kita menumpukan perhatian kepada doa-doa yang sunnah (yang diajarkan dalam al-Quran dan as-Sunnah). Doa-doa ini terlalu banyak untuk kita amalkan sehingga kita dapat merasakan seperti kita tidak sempat lagi mencari doa-doa lain. 

Selain itu, kita khuatir sekiranya kita lebih banyak menumpukan kepada doa-doa yang tidak sunnah, secara tidak langsung kita "mematikan" doa-doa yang sunnah. 

Berikut adalah contoh doa yang indah daripada as-Sunnah yang jarang diketahui oleh masyarakat kita. Doa ini disunnahkan untuk dibaca selepas tasyahud akhir, sebelum salam..

"Ya Allah, dengan ilmuMu atas yang ghaib 

dan dengan kekuasaanMu atas seluruh makhluk, 

panjangkanlah hidupku apabila Engkau mengetahui 

bahwa kehidupan selanjutnya lebih baik bagiku. 

Dan matikan aku dengan segera, 

bila Engkau mengetahui bahwa kematian lebih baik bagiku. 

Ya Allah, sesungguhnya aku mohon kepadaMu agar 

aku takut kepadaMu 

dalam keadaan sembunyi (sepi) atau dipersaksikan (orang ramai). 

Aku mohon kepadaMu, 

agar dapat berpegang dengan kalimat hak 

di waktu redha atau marah. 

Aku minta kepadaMu, 

agar aku dapat melaksanakan kesederhanaan 

dalam keadaan kaya atau fakir, 

aku mohon kepadaMu agar diberi nikmat 

yang tidak habis dan 

aku minta kepadaMu, 

agar diberi penyejuk mata yang tak putus. 

Aku mohon kepadaMu agar aku dapat redha 

setelah qadhaMu (turun pada kehidupanku). 

Aku mohon kepadaMu kehidupan 

yang menyenangkan setelah aku meninggal dunia. 

Aku mohon kepadaMu 

kenikmatan memandang wajahMu (di Surga), 

rindu bertemu denganMu 

tanpa penderitaan yang membahayakan 

dan fitnah yang menyesatkan. 

Ya Allah, hiasilah kami dengan keimanan 

dan jadikanlah ia bagi kami 

sebagai penunjuk jalan (lurus) 

yang memperoleh bimbingan dariMu."

[Hadis Riwayat An-Nasai 3/54-55 dan Ahmad 4/364. Dinyatakan "shahih" oleh Al-Albani dalam Shahih An-Nasai 1/281.]